Enam puluh empat tahun bukan waktu yang terlampau singkat untuk berbenah diri. Jika diibaratkan umur manusia, enam puluh empat tahun adalah masa dimana seseorang mencap ai kebijakan klimaks. Ironisnya, perumpamaan ini berbanding terbalik dengan keadaan bangsa kita, Indonesia.
Mungkin Indonesia tak urung berbicara soal kepemilikan, namun mereka berseru tentang historis kebudayaan. Rasanya, pasti berbuih jika seorang menyebutkan satu per satu budaya yang tumbuh dan besar di Indonesia. Bukan semata gerakan tarian, nyanyian alam, atau pun tugu polos peninggalan pra-sejarah, namun kadungan budaya yang tak pernah terlewat setiap noktahnya untuk dimaknai.
Wayang beber. Siapa yang tahu tentang kebudayaan Indonesia ini? Satu orang? Atau mungkin hanya dua. Ya, itulah yang terjadi pada saat ini. Banyak orang yangmerasa cukup dengan menyumbangkan suaranya untuk berteriak – teriak di depan gedung DPR. Mereka berkata peduli, mereka bersaksi mengerti, namun mereka tak menggarisbawahi kata beraksi. Entah kegagalan pendidikan atau kesalahpahaman, yang pasti mereka lebih memilih untuk bereaksi dari pada beraksi.
Satu lagi budaya Indonesia yang terlupakan, Wayang Beber. Ironis memang ketika mengetahui wayang ini adalah wayang yang pertama kali di mainkan di Indonesia. Apalagi setelah mendengar bahwa wayang ini terakhir dimainkan pada tahun 1902. Siapa yang menyangka jika ini terjadi pada bangsa kita yang jelas sudah lelah menaggapi“ maling “ kebudayaan. Kita, rakyat Indonesia, seakan enggan memperdulikan kebudayaan kita tanpa keinginan untuk membumikannya kembali. Ini memang letak kelemahan kita, titik dimana kita ternyata tidak lagi menghargai kebudayaan sendiri.
Wayang yang satu ini memang sangat berbeda sekali dengan budaya wayang lainnya yang ada di Indonesia. Budaya yang satu inidibuat dalam bentuk gambar atau sketsa yang berupa cerita yang dibentuk dengan tekstur arsiran tangan, sehingga bukan lagi berbentuk wayang main seperti wayang golek dan wayang kulit. “Disini pun ada satu pepatah bagi para seniman yaitu sekali menggores, karena haram bagi kami seniman menggunakan penghapus,” ujar Jogumai yang akrab disapa Bang Jo, salah satu pelopor di komunitas Seni Taman Suropati. Cara dalang memainkannya pun sangat berbeda, sang dalang hanya menunjuk bagian – bagian gambar wayang dan bercerita. Tanpa perlu memainkan wayang seperti contohnya wayang golek.
“ Untuk dalangnya sendiri di Indonesia sekarang hanya tersisa satu orang saja, betapa langkanya bukan? Tetapi satu hal yang hebat adalah ketika para seniman jalanan berhasil melahirkan satu orang dalang lagi di Jakarta, dengan teknik pengarsiran gambar yang berbeda dari yang lainnya yaitu menggunakan arsiran benang kusut,” ujar Bang Jo. Dengan ini mengartikan bahwa tak hanya kalangan atas saja yang punya andil yang cukup besar terhadap seni sastra dan kepedulian mereka ternyata bisa lebih besar disbanding kami yang anak kota.
Kita mungkin berperan sesuai profesi. Kita berfikir bahwa kita bisa membawa nama baik bangsa dengan inovasi sesuai tuntutan zaman, namun kita tak pernah bermimpi untuk membawa nama baik bangsa yang lengkap dengan kebudayaannya. Pola pikir ini yang sering menghalangi kita untuk mempertotonkan cirri khas Indonesia di mata dunia Internasional.
Ini malam Valentine. Seperti malam – malam sebelumnya, Angela pasti datang. Ada yang harus Igo sampaikan. Tapi itu pasti bisa bikin Angela nangis berhari – hari, bahkan mungkin berminggu – minggu..atau lebih. Igo ingin memutuskan hubungannya dengan Angela. Mungkin terdengar kejam. Tak apa, jika Igo dituduh cowok terkejam sedunia. Tapi keputusan itu harus dia lakukan malam ini juga! Tepat di malam Valentine.
Angela sebenarnya baik, cantik, setia, pokoknya gambaran cewek sempurna ada padanya. Sungguh, nggak ada orang ketiga, keempat atau kelima. Keputusan Igo untuk menyudahi hubungannya dengan Angela adalah sebuah kesadaran yang tepat. Dia harus menghapus file-nya tentang Angela. Peristiwa setahun lalu sebenarnya nggak pernah ada. Nggak pernah terjadi. Itu adalah kesalahan fatal yang sangat besar. Dia ingin kembali pada malam Valentine setahun yang lalu, dimana tak ada Angela dalam lembaran hidupnya.
Setahun lalu tepat di malam Valentine, pertemuan pertama Igo dengan Angela. Waktu itu Igo dan teman – teman cowoknya yang masih jomblo pada ngumpul. Seperti malam – malam sebelumnya. Tak ada yang istimewa pada malam itu. Apalagi sampai ada yang ingat itu malam Valentine. Sebodo amat mau malam kasih sayang atau kasih tak sampai sekalian kek!
Biasalah,namanya cowok kalau lagi ngumpul, pasti isengnya suka kambuh. Tanpa disengaja mereka mengundang kehadiran Angela. Pertemuan pertama membuat Igo langsung terhenyak. Matanya sampai tak bisa berkedip begitu sosok seksi nan mulus itu muncul. Badannya tinggi langsing. Rambutnya lurus sebahu, hitam legam. Senyumnya menawan. Suaranya lembut banget. Sayang, teman – temannya sudah keburu pulang, jadi tak sempat melihat keindahan yang begitu mempesona yang terpancar dari tubuh Angela. Igo tak menyangka ada makhluk perempuan secantik itu. Seperti di dongeng – dongeng antah berantah. Perempuan secantik dewi ternyata benar – benar ada. Tak salah kalau namanya Angela.
Pertama ngobrol, Igo sudah merasa cocok. Dan sejak itu Angela selalu datang ke kamarnya tiap malam. Ada saja hal yang mereka obrolkan. Dari masalah sandal jepit sampai polotik Angela menguasai betul. Topik yang sangat dia kuasai adalah tentang hidup. Banyak hal dalam dunia ini yang ternyata tidak dikuasai Igo dengan baik, tapi sangat dikuasai benar liku – likunya oleh Angela. Dari Angela, Igo banyak tahu hal tentang harga sebuah kehidupan.
Sayang Angela begitu pemalu. Dia selalu nolak dikenalin ke teman – teman Igo. Dia juga melarang Igo cerita tentang dirinya ke mereka. Padahal namanya cerita bahagia, Igo ingin seluruh dunia tahu. Tapi yaaaah, mau gimana lagi kalau Angela tidak mau. Masa dipaksa? Nggak mungkin banget. Akhirnya kisah itu hanya Igo simpan untuk dirinya sendiri.
Angela begitu lemah lembut, pengertian dan sabar. Siapa saja cowok yang mengenalnya, pasti langsung jatuh cinta. Demikian juga dengan Igo. Tapi Igo sadar, ada satu tembok tinggi yang gak mungkin bisa mereka lalui. Terutama keluarganya. Mereka pasti sangat menentang hubungan ini.
Sering Igo deg – degan takut hubungannya dengan Angela diketahui keluarganya. Ngapain malam – malam cewek datang ke kamar cowok? Dia pasti perempuan nggak benar. Begitu pasti komentar mama kalau tahu Angela ada di kamarnya tiap malam. Tapi Igo berani bersumpah, dia tidak pernah melakukan hal yang terlarang dengan Angela. Menyentuhnya pun tidak. Serius, mereka Cuma ngobrol. Berbagi pengalaman. That’s it. Tak lebih dari itu.
Malam itu udara begitu semilir. Igo membuka jendela kamarnya yang terletak di lantai dua lebar – lebar. Sambil menikmati udara malam, Igo menanti kedatangan Angela. Menatap pemandangan luar dari jendela.
“ Ayo, tebak aku siapa?” sebuah suara lembut berbisik di belakangnya. Igo langsung tahu itu suara siapa.
“ Eit, jangan noleh,” kata suara itu lagi.
Igo meringis. “ Tebakan yang sangaaaat…gampang.”
“ Kamu memang jenius!” Wajah Angela kini ada di hadapan Igo. Senyum manisnya mengembang. Tulus seperti biasa. Igo menatap wajah putih Angela dalam.
“ Semakin hari, aku semakin jatuh cinta sama kamu,” kata Angela. Igo senang mendengarnya. Tapi malam ini ia tidak ingin mabuk kepayang.
“ Ada yang ingin aku sampaikan sama kamu,” kata Igo serius.
“ Tentang apa? Boleh aku tebak?” Angela balas memandangnya Igo dengan tatapan polosnya. Igo menghela napas berat. Kepalanya menggeleng.
“ Aku pengen ngomong serius sama kamu.”
“ Boleh ya nebak? “ Angela merengek seperti anak kecil.
Kalau sudah begitu Igo jadi nggak tega. Itulah kadang yang sering membuat Igo membatalkan pembicaraan serius ini. Sampai akhirnya berlarut hingga setahun hubungan mereka. Igo sadar sepenuhnya itu semua kesalahan dia karena nggak bisa tegas. Akhirnya Igo mengangguk.
“ Ini tentang hubungan kita? “ tebak Angela. Igo mengangguk sekali lagi.
“ Hmm, kamu pengen kita serius?”
“ Kamu pengen kita seserius apa?” Igo tak tega menggeleng. Dia malah mengarahkan pembicaraan ke hal yang sangat melenceng.
“ Kenalkan aku ke orangtuamu,” bisik Angela lembut di telinga Igo. Igo membelalakkan matanya. “ Gimana caranya?”
“ Aku akan muncul dihadapan mereka.”
“ Itu nggak mungkin. Mereka pasti heboh. ”
“ Atau aku datang dalam mimpi mereka?”
“ Kamu jangan bercanda, Angela.”
“ Terus aku harus giman dong?” suara Angela terdengar putus asa, tapi dia tetap berusaha tersenyum.
“ Hubungan ini nggak mungkin, Angela.”
“ Tapi kita saling mencintai.”
“ Jadi maksud kamu mau mutusin aku?”
Igo hanya menghela napas panjang sebagai jawabannya. Angela langsung menagis sesegukkan. Igo jadi tak tega melihatnya. Dia ingin melihatnya. Dia ingin memeluk, menenangkan Angela, tapi apa daya dia tak mampu menyentuhnya. Tubuh Angela lembut seperti kabut.
“ Teganya kamu sama aku, Go. Ini kan malam Valentine. Harusnya kamu memberi aku kejutan yang romantis. Kita berkasih – kasihan. Apa kesalahanku?” Angela terisak. Begitu menyayat. Hati Igo juga terasa seperti teriris. Igo juga tidak tega, tapi dia harus melanjutkan biar semuanya jelas.
“ Harusnya malam ini tidak pernah ada. Malam itu, setahun yang lalu harusnya aku nganterin kamu pulang. Tapi aku mana tau kamu masih tinggal dikamarku.”
“ Kamu nyesel kita pernah ketemu?” Igo menggeleng.
“ Aku nggak tau. Tapi yang pasti, kamu hal istimewa yang pernah aku miliki.”
“ Jadi kita gak harus putus, kan?”
“ Nggak bisa. Maaf, Ngel, aku harus nganterin kamu pulang malam ini.” Igo mengambil jaket, memakai sepatu kets, topi dan batere. Digandengnya tangan Angela ke luar kamar. Tangan itu begitu lembut seperti kapas. Dingin seperti es. Igo jadi tak tega melihat wajahnya yang semakin pucat karena kesedihan yang begitu dalam.
Dengan hati – hati Igo mengluarkan mobilnya dari garasi. Dia sengaja mendorongnya sampai di jalan depan rumah, supaya bunyi mesinnya ketika dihidupkan tidak membuat keluarganya terbangun. Angela duduk diam disebelahnya. Matanya basah air mata.
“ Tunjukkan di mana kamu tinggal.” Angela hanya mengangguk pasrah. Perpisahan ini memang sangat berat buatnya. Tapi kalau Igo sudah tak menghendaki hubungan mereka, dia bisa apa lagi? Dia nggak bisa memaksa Igo untuk menerimanya. Angela sadar diri. Hubungan mereka sangat tak mungkin. Mungkin bisa saja dia memaksakan diri, tapi kasihan Igo. Igo pasti sangat tertekan kalau dia terus – terusan muncul dikamarnya setiap malam.
Angela menyebutkan suatu tempat. Igo tahu betul daerahnya itu. Tepatnya di mana, biar Angela nanti yang menunjukkan. Beberapa jam kemudian, mereka sudah di pinggiran Kota Bandung. Mereka memasuki perkampungan yang begitu lengang.
“ Stop di sini.”
“ Ini tempatmu?” Igo memandangi pintu pagar besi tinggi berukir itu. Angela mengangguk.
“ Kamu mau nganterin aku masuk?” Igo mengangguk.
“ Untuk yang pertama dan terakhir kalinya, aku ingin melihat tempatmu.”
“ Kamu nggak ingin datang lagi lain kali?” Igo menggeleng.
“ Setahun sudah cukup untuk kita saling mengenali.” Angela memalingkan muka, menyembunyikan air matanya. Digandengnya tangan Igo mendekati pintu pagar besi itu. Igo menginjakkan kaki ke dalam, matanya dibikin terkagum – kagum melihat pemandangan yang terpampang di depannya. Tempat itu nampak terang benderang, padahal di luar gelap karena malam. Mungkin karena lampu tama nada di setiap sudut tempat itu. Taman itu begitu hijau dan asri. Rumah Angela indah banget. Besar dan kelihatan sangat kokph. Sungguh diluar dugaan Igo semula.
Sayang Igo tak bisa melihat anggota keluarga yang lain karena mereka sekarang tinggal di luar negeri. Untungnya Igo masih bisa melihat gambar mereka dari foto keluarga yang terpasang di dinding ruang tamu. Angela anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adiknya cowok. Kata Angela dia yang paling disayang karena cewek sendiri.
“ Ini piano kesayanganku.” Angela mengelus sebuah piano.
“ Sebelum kamu pulang, aku akan memainkan satu lagu buat kamu. Ini lagu kesayanganku dua tahun terakhir ini. Dan semakin aku sukai sejak kita ketemu. Be My Valentine.”
Tak lama kemudian mengalunlah dentingan indah dari ujung – ujung jari Angela ketika menyentuh tuts – tuts piano. Mata Igo terpejam, menghayati irama yang begitu lembut di telinga dan menyentuh hatinya.
* * *
Matahari bersinar hangat memasuki kaca jendela dan menerpa wajah Igo. Perlahan Igo membuka mata. Seketika dia terperincing ketika cahaya menyilaukan masuk ke retinanya.Beberapa detik Igo agak bingung dengan suasan di sekelilingnya. Semua perabotan rumah itu ditutup kain putih kumal yang sudah berdebu. Di semua sudut ruangan dipenuhi sarang laba – laba. Dindingnya retak disana – sini. Banyak barang – barang yang telah lapuk termakan waktu. Beberapa lukisan miring karena pakunya yang mulai longgar.
Teg! tiba – tiba mata Igo tertuju pada foto keluarga Angela bersama kedua orangtua dan kedua adik lelakinya. Seketika Igo dilanda kengerian yang amat sangat. Dia harus segera keluar dari rumah tua itu. Tapi kakinya terasa kaku. Sulit banget digerakkan.
Pag..pag..pag…! lagi – lagi Igo kaget, sampai terjingkat dari tempatnya. Untunglah, karena dia jadi bisa beranjak dari tempat itu. Seekor burung keluar dari sarang yang dibangun diatas langit – langit rumah tua itu. Igo terus berlari dan berlari ke luar. Dia janji tak akan kembali ke tempat menyeramkan itu lagi.
Igo jadi ingat pertama kali ketemu Angela. Malam itu tepat malam Valentine. Dia dan teman – teman cowoknya yang sama – sama jomblo iseng main Jailangkung. Ketika permainan usai dan mereka semua pulang, hingga tinggal Igo sendirian di kamarnya, muncullah sosoknya yang cantik bak bidadari. Sayang Angela tak bisa diusir begitu saja. Dia minta diantarkan ke tempat asalnya. Tapi Igo tak pernah ada waktu untuk memenuhi segala omong kosong itu. Dia berusaha mengusir dengan doa – doa yang dia bisa. Angela memang kemudian pergi, tapi hanya sebentar. Setelah itu kembali lagi. Dia memohon supaya jangan diusir lagi. Dia kemudian menawarkan suatu bentuk persahabatan. Dan gilanya Igo menerima. Sejak itu mereka terlibat hubungan percintaan yang aneh dan rumit. Tapi kemudian Igo sadar, itu sangat nggak mungkin. Mereka harus segera berpisah. Dan malam itulah Igo mengakhiri segalanya. Angela memang akhirnya bisa menerima. Mereka sama – sama terluka.
Sejak malam itu, di rumah tua bekas Angela dan keluarganya dulu pernah tinggal, setiap malam selalu terdengar suara tangisan Angela yang mengiba. Dia hanya minta disayang dan dicintai. Dia hanya menagih “ sang hidup “ yang pernah janji padanya untuk memberi cinta. Menagih janji calon kekasihnya yang malam ini akan menjemputnya merayakan Valentine berdua. Mungkin si dia ingin menyatakan cinta. Tapia pa daya, siang harinya perampok sialan itu datang dan mengobrak – abrik seluruh hidupnya. Membuat nyawanya tercabut sia – sia. Dan setelah peristiwa itu keluarganya pun meninggalkan rumah mereka. Dan Angela tinggal sendiri dalam kesepian panjang entah kapan berakhir.
Tapi Angela harus berterima kasih pada Igo. Piling tidak, dia tahu bagaiman rasanya punya kekasih. Mungkin hutang “ sang hidup ‘ padanya telah terbayar walau tak tuntas.
Jika awalnya lebih ditujukan untuk iseng, kini chatting menggunakan Instant Messenger (IM) menjadi alternatife cepat dan efisien untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Meskipun ada banyak IM gratis untuk public, namun semuanya menggunakan koneksi internet . Pada kasus tertentu, seperti tidak adanya koneksi internet atau untuk menghemat bandwidth, dibutuhkan IM internal yang menggunakan koneksi jaringan. OpenFire adalah aplikasi IM internal yang aman, komplit, dan gratis.
Pada awalnya, mekanisme chatting menggunakan IRC ( Internet Relay Chat ) dengan aplikasi yang populer yaitu MIRC, di mana interaksi dilakukan tanpa kita mengetahui siapa rekan bicara kita.
Kemudian lahirlah ICQ, sebuah aplikasi chatting yang lebih lengkap karena setiap pihak diberi nomor khusus. Kemudian setelah ICQ diakusisi oleh American Online, terjadi integrasi antara user AIM ( AOL Instant Messanger ) dengan user ICQ.
Fenomena chat terus merembet sampai akhirnya Hotmail yang kemudian bagian dari MSN, dan Yahoo mengeluarkan layanan sejenis yang memungkinkan pemilik account e-mail di Hotmail, MSN, ataupun Yahoo dapat chatting lintas platform. Layanan pun tidak lagi sekedar teks, tetapi dapat menggunakan video webcam. Yang lebih menarik lagi adalah Skype,yang memungkinkan kita saling menghubungi dan berkomunikasi dengan suara.
Seiring popularitas open source, entitas bernama Jabber menggembangkan teknologi chatting yang gratis. Spesifikasi teknis di dalam Jabber telah dimasukkan ke IETF ( lembaga standar berbasis internet ). Jabber pun akhirnya menjadi sebuah standar pertama untuk chatting.
Ada pun beberapa feature utama dari OpenFire yang dapat menjadi pilihan bagi mereka yang hendak mengimplementasikan solusi layanan ini :
1. Web Admin
OpenFire dilengkapi oleh Web Admin, sehingga administrator jaringan dapat melakukan setting dengan mudah bahkan dengan jarak jauh.
2. LDAP
OpenFire datang dengan feature standar Jive, yaitu dapat menggunakan login manajenen dalam database atau menggunakan LDAP. Solusi ini memungkinkan implementasi satu login untuk semua solusi.
3. Mendukung SSL atau Secure Chatting
OpenFire mengimplementasikan SSL, sehingga kita dapat melakukan chatting dengan aman. Untuk mengimplementasikan security seperti RSA, kita dapat memasukkan informasi sertifikat security ke dalamnya.
4. Mendukung Multi Database
OpenFire memerlukan database untuk menyimpan datanya, dan database yang didukungnya adalah Oracle, MySQL, Postgre, SQL Server, Hypersonic, DB2, dan Sybase.
5. Plugins
OpenFire dating dengan teknologi plugins. Beberapa plugins yang berguna adalah broadcast, artinya memberikan pengumuman terhadap semua user, ini mirip newsletter atau SMS broadcasting.
6. Asterisk Integration
Plugin yang paling populer di dalam OpenFire adalah integrasi dengan Asterisk, sebuah VolP / PBK open source paling popular di dunia. Integrasi layanan ini memungkinkan kita melakukan telepon pada user dan chatting bersama.
7. Advanced Logging
OpenFire memiliki logging management, sehingga setiap kegiatan, kapan user login, beban, dan error dapat dilihat dan diakses langsung dari Web Adminnya.
8. Conference
OpenFire memiliki conference chat, artinya berkomunikasi dalam sebuah ruang virtual yang melibatkan banyak peserta.
9. Server to Server Chat
OpenFire sejak wersi 3, memungkinkan chatting antar server, di mana satu server umumnya merupakan satu domain.
10. Compression Chat
OpenFire memiliki fitur kompresi, artinya setiap pesan chat yang dikirim dari satu user ke user lain akan terkompresi. Mekanisme ini selain dapay mengirit bandwidth, sehingga lebih cepat terkirim.
11. Offline Messages
Salah satu feature utama dari Yahoo Messenger adalah kita dapat mengirim pesan, walaupun rekan kita tidak online, dan feature ini ada juga di OpenFire.
12. Message Auditing
OpenFire memiliki feature Message Auditing, artinya semua chat yang dilakukan oleh semua user, direkam dalam sebuah file log, dan tentu saja kita dapat membaca chat setiap orang dan menganalisanya menggunakan aplikasi logging. Ini tentu saja dapat mengurangi privacy dalam chatting.
13. Private Data Setting
OpenFire memungkinkan kita menyimpan semua informasi di server, sehingga dapat berpindah – pindah dari satu PC ke PC lainnya, dan profilnya mengikuti kemana kita berpindah.
14. Multi Platform
OpenFire bisa digunakan untuk aplikasi Windows, Macintos, maupun Linux. Jadi apapun system operasi yang digunakan, semua bisa terhubung ke OpenFire.
15. Open Source dan Collaboration API
Dengan implementasi mengikuti spesifikasi Java EE, membuat OpenFire dapat diintegrasikan dengan aplikasi internal kita. Yang menarik adalah bilamana kita mengintegrasikannya dengan game online.
Microsoft Siap Dengan Teknologi Unified Communication
Di masa depan,teknologi komunikasi dengan infrastruktur yang terpisah tidak akan terpakai lagi. Ini dibuktikan oleh Microsoft dengan mengenalkan solusi Microsoft Unified Communication yang dapat menggabungkan infrastruktur komunikasi tradisional dengan lebih modern. Solusinya sendiri dibangun dari 2 aplikasi andalan Microsoft, yaitu Microsoft Exchange Server 2007 dan Microsoft Office Communication Server 2007. Penerapan solusi ini bisa membuat batasan antar infrastruktur komunikasi hilang sama sekali.
Menurut Tal Adam Benzion ( Direktur Marketing,Microsoft Indonesia ), komunikasi yang ada saat ini banyak terkendala oleh beberapa hal seperti biaya penyelenggaraan yang tinggi, kapasitas kanal yang terbatas, sampai makin rumitnya jaringan komunikasi yang dibangun.Microsoft Unified Communication bisa mengatasi kendala komunikasi yang ada, salah satunya dengan menyederhanakan model komunikasi sekaligus membuatnya lebih efektif.
Hal yang sama juga disampaikan Lukman Susetio ( Unified Communications Group Manager, Microsoft Indonesia ) yang mengatakan bahwa dengan mengimplementasikan Microsoft Unified Communication, pengguna tidak perlu lagi memikirkan perbedaan antara jalur telepon analog, SMS, VolP, e-mail, pesan suara, dll karena Microsoft ini dibekali dengan feature unggulan demi menunjang kelancaran komunikasi, seperti High Quality VolP, Realtime Status, Hardening Security, sampai kemudahan integrasi ke infrastruktur yang sudah ada ( Fax,PABX).
Di negeri asalnya, Amerika, solusi anyar Microsoft ini akan diluncurkan pada bulan Oktober lalu,sementara di Indonesia Microsoft rencananya akan resmi diperkenalkan pada November ini.
Hari yang lain. Meski mentari yang sama bersinar dari ufuk timur, merona sinarnya begitu cantik. Tapi sayang aku tidak bersemangat untuk menyambutnya. Entahlah, aku tidak menyukai saat ini, saat dimana aku sedang berada diatas sepeda motorku diantara roda – rodakendaraan yang tidak bergerak,di antara puluhan kenalpot yang polusinya dapat menusuk paru – paru, dan juga diantara bisingnya klakson – klakson yang berbunyi mulai dari “tet..” sampai “teeeeeeeeeeeetttt…” ditambah teriknya sinar mentari yang membuat kulitku terbakar dan terasa perih. Ya, seperti inilah keadaannya setiap kali menjelang Idul Fitri, aku mesti rela untuk berpanas – panas ria bersama para pemudik lainnya. Tapi aku sangat menantikan datangnya hari ini, hari di mana aku bisa kembali ke kampung halamanku, berkumpul bersama dengan sanak saudara dan juga sahabat – sahabat kecilku. Hal itulah yang membuatku tidak perduli dengan semua keadaan ini.
Jogyakarta, di kota inilah aku menghabiskan masa kecilku dan masa sekolahku. Setiap sudut kota seakan menjadi saksi kehidupanku dulu bersama sahabat – sahabatku, kami sering sekali berjalan bersama di Malioboro untuk sekedar cuci mata dan melepas penat dari tugas – tugas sekolah. Kami juga sering sekali berkunjung ke tugu, ke Borobudur, Prambanan dan candi – candi lainnya. Tempat yang paling kurindukan adalah Kraton, terutama dua pohon beringin besar yang berdiri kokoh berdampingan dengan sedikit jarak di antara mereka. Sebuah lorong kebahagiaan. Konon, mereka yang matanya ditutup dan berjalan dari ujung lapangan lurus dan sukses melewati lorong di antara beringin itu, permintaan yang terus disebutnya akan tercapai. Disinilah banyak tersimpan kenangan indah bersama sahabat – sahabatku. Inilah yang aku rindukan di kota kelahiranku selain gudeg buatan ibuku. Rasanya semakin tidak sabar untuk tiba disana.
Aku kembali melanjutkan perjalananku yang masih cukup panjang. Tak terbayang sakitnya badan terutama punggung dan pinggangku. Sebenarnya aku ingin mudik dengan kereta api karena sepertinya bisa lebih santai sambil menikmati pemandangan alam pedesaan dengan deretan padi – padi di persawahan, tapi sayangnya aku kehabisan tiket. Selain itu aku melihat ratusan orang berdesak – desakkan di stasiun dan kereta, ada yang sampai mengorbankan dirinya tidur di lantai stasiun yang hanya beralaskan koran, bahkan ada yang nekat naik ke atas gerbong kereta, mereka sama sekali tidak memikirkan keselamatan diri mereka sendiri. Yang paling membuatku tidak tega adalah anak – anak kecil yang terlihat lelah dan menderita karena tergencet oleh orang – orang dewasa. Aku tidak ingin membuat badanku menderita seperti itu. Akhirnya aku memutuskan mudik dengan motor kesayanganku, meskipun aku tetap menderita akibat jalanan yang macet. Tapi aku mencoba menganggap keadaan seperti ini adalah suatu sensasi dari mudik Idul Fitri yang hanya setahun sekali terjadinya
Setelah berjam – jam kulalui dan setelah berkilo – kilometer aku lewati, akhirnya tiba juga aku di kota yang menyimpan seribu kerinduan di hati ini. Aku singgah sebentar di Hotel Santika untuk bertemu dengan Ibu Merry, beliau yang membimbingku saat aku PKL ( Praktek Kerja Lapangan ) sewaktu SMA dulu. Ku lihat Hotel Santika masih sama keadaannya. Restorannya pun masih sama, dengan ukiran kayu Dewi Sri dan pasangan, serta Garuda gaya Jawa di atas keramik hijau di pojok. Betapa terkejutnya aku melihat banyak teman – teman yang bekerja disana, beruntungnya aku selain bertemu Ibu Merry aku pun bertemu dengan teman – teman sekolahku. Namun, sayang sekali aku tidak bisa lama – lama disana karena aku tidak ingin menggangu pekerjaan mereka.
Tak ku sangka aku menginjakkan kakiku di tanah ini lagi, di tanah yang menjadi tempat pertama kali aku belajar berjalan. Tak tahan rasanya membendung rasa rindu ini saat ku lihat sosok wanita tua yang sedang menyapu daun – daun kering yang jatuh dari pohonnya, aku berlari dan membentangkan kedua tanganku untuk siap – siap memeluknya sambil berteriak “ibuuuuu…” Adik – adikku mengetahui kedatanganku, mereka cepat – cepat menyambutku. Kami melepas kerinduan bersama di ruang keluarga, saatlah aku teringat oleh ayahku, sedih rasanya melewati lebaran tiga tahun ini tanpa kehadiran ayah. Meskipun begitu ayah tetap berada dihati kami.
Keesokkan harinya aku mengajak ibu dan adik – adikku ke Malioboro untuk membeli baju serta sepatu buat Lebaran. Rasanya senang sekali,sudah lama kami tidak pernah pergi bersama. Aku teringat pada toko yang dulu sering aku kunjungi, disana barangnya bagus – bagus harganya pun tidak terlalu mahal karena bisa ditawar. Tokonya masih saja selalu ramai oleh pengunjung. Kemudian ibuku mengajak kami ke pasar untuk membeli bahan – bahan kue. Ibuku ingin membuat kue – kue buat Lebaran nanti dan juga ingin membeli nangka untuk dibuat gudeg. Aku senang sekali karena ternyata ibuku masih mengigat gudeg nangka adalah makanan favoritku. Tanpa aku sadari ternyata diam – diam aku merindukan suasana seperti ini, berdiri diam di tengah – tengah kerumunan orang dengan percakapan dan logat Jawa yang kurindukan saat terjadinya tawar menawar harga antara pembeli dan penjual.
Setibanya dirumah aku membantu ibuku membersihkan nangka untuk dimasak menjadi gudeg, sementara adik – adikku membuat kue – kue kering seperti nastar, castengel, putri salju, dll. Aku ingin sekali membantu membuat kue tapi mereka tidak mengizinkan, karena menurut mereka itu adalah pekerjaan perempuan jadi laki – laki tidak boleh ikut campur disitu, sebenarnya itu bukan alasan karena tidak ada hukum yang melarang laki – laki untuk membuat kue. Yang menjadi alasan mereka kalau aku ikutan pasti rasa kuenya tidak enak dan bentuknya tidak karuan, gak jelas bulet atau lonjong, lebih mirip penyok – penyok atau lebih tepatnya gak berbentuk kue sama sekali. Atau kalau aku bantu memanggang kuenya pasti mereka berfikir pasti angus, soalnya tahun – tahun kemarin memang seperti itu jadinya. Mereka sungguh tidak menerima niat baikku. Kalau begitu aku putuskan untuk membantu menghabiskanya saja.
Tiga hari sebelum Lebaran aku, ibu, dan adik – adikku pergi ke makam ayah yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Aku berjanji pada ayahku untuk menjaga ibu dan adik – adikku. Sepulang dari makam ayah, ibuku mengajak aku ke pasar untuk berbelanja bahan – bahan masakkan untuk dimasak saat Lebaran nanti, karena saat itulah semua sanak keluarga berkumpul. Kami memang memilki tradisi berkumpul bersama sanak keluarga seperti itu setiap Lebaran, selain untuk bersilaturahmi, melepas rindu, juga dapat mempererat tali persaudaraan. Maklum rumah kami jauh – jauh banyak yang tinggal di luar kota, jadi jarang sekali bisa berkumpul dan bertemu. Karena itu kami sangat memanfaatkan libur Idul Fitri yang cukup panjang untuk berkumpul di salah satu rumah keluarga, dan kebetulan Idul Fitri kali ini semua keluarga sepakat berkumpul di rumahku.
Suasana Idul Fitri yang menyenangkan,begitu akrab dan hangat,dimana semua keluarga besarku berkumpul satu atap. Tahun depan semoga kami bisa seperti ini lagi, bersama – sama menyantap makanan dan saling bertukar cerita yang membuat suasana Lebaran menjadi lebih indah dan ramai dengan tawa riang kami. Aku tidak pernah ingin melewatkan Idul Fitri tanpa keluargaku, karena itu aku tidak pernah peduli dengan padatnya kendaraan saat mudik Lebaran. Bagiku saat itulah yang terpenting dalam hidupku yang hanya dapat terjadi setahun sekali.
Lebaran hari kedua aku pergi mengunjungi rumah sahabat – sahabatku untuk bersilaturahmi, tak ku sangka sahabat – sahabat kecilku sudah menjadi orang – orang yang sukses di pekerjaannya masing – masing. Kami saling bercerita dan bertukar pengalaman – pengalaman kami ketika mulai memasukkin dunia pekerjaan.
Seminggu kemudian aku memutuskan untuk kembali ke Jakarta, kota yang penuh emosi dan diwarnai sensasi kerja keras yang menuntut diri ini untuk bisa maju dalam di dalam pekerjaan. Aku bekerja sebagai Sales Marketing di salah satu perusahaan asing di Jakarta. Sedih rasanya berpisah dengan keluarga, teman – teman dan kota ini. Aku berjanji kepada mereka jika aku diberikan umur panjang sampai Idul Fitri tahun depan aku akan kembali ke kota ini, Jogyakarta..